Bukittinggi City

Sabtu, 10 Maret 2012

Kesehatan Mental


A. Pengertian Kesehatan

“Suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit” (Freund, 1991:The International Dictionary of Medicine & Biology).

B. Model Kesehatan Barat & Timur

1. Model Barat

a. Model Biomedis (Fruend, 1991)

     Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkemb biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja. Semboyan: “Men Sana In Corpore Sano”.

Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991)

-Tdp perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa shg penyakit diyakini berada pada satu bagian tubuh tertentu.
-Penyakit dapat direduksi pada gangg fungsi tubuh.
-Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial dpt diidentifikasi.
-Tubuh seperti sebuah mesin.
-Tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.

b. Model Psikiatris (Helman, 1990)

Penggunaan berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangg mental.

     Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.
     Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman.
     Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan2 lingkungan.
     Model sosial: menekankan gangg dalam konteks performansnya.

c. Model Psikosomatis (Tamm, 1993)

     Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an)
     Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom somatik.
     Penyakit berkembang melalui saling terkait secara b’kesinambungan antara faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.

2. Model Timur

   Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990).

a. Holistik sempit

     Organisme manusia dilihat sbg suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung.

b. Holistik luas

     Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi jg bisa m’ngaruhi dan mengubah lingkungan.

C. Konsep Kesehatan Mental

      Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spiritual dan kesehatan psikologi.
      Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
    Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat menciptakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
     Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama
Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari . Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
     Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
    Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi (al-Razi) juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad.

D. Ciri-ciri tingkah laku sehat dan normal

1. Warga (1983)

Ciri-ciri individu sehat/normal adalah:

-Bertingkahlaku menurut norma2 sosial yang diakui.
-Mampu mengelola emosi.
-Mampu m’aktualkan potensi-potensi yang dimiliki.
-Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial.
-Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya.
-Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
-Mampu belajar dari pengalaman.
-Biasanya gembira.

2. Harber&Runyon (1984)

Ciri individu normal adalah:

-Sikap terhadap diri sendiri: mampu menerima diri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realistis.
-Persepsi terhadap realita: pandangan realistis terhadap diri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya.
-Integrasi: kepribadian menyatu & harmonis, bebas konflik, toleransi yang baik terhadap stres.
-Kompetensi:mengembangkan ketrampilan dasar b’kaitan dengan aspek fisik, inteligensi, emosional dan sosial untuk melakukan coping thd masalah.
-Otonomi: memiliki ketetapan diri yang kuat, b’tgjwb, penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup thd pengaruh sosial.
-Pertumbuhan dan aktualisasi diri: pengembangan ke arah kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai pribadi.
-Relasi interpersonal: kemampuan membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim.
-Tujuan hidup: Tidak perfeksionis, tapi membuat tujuan yang realistis dan masih dalam kemampuan individu.

Sumber: diambil dari berbagai macam sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar